Kalau proyek pemasangan pipa gas milik Pertamina Gas (Pertagas) mencapai ratusan kilometer mampu diselesaikan dalam setahun, tak demikian dengan kontraktor proyek pergantian loading line 20 inci milik PT Pertamina EP.
Terbukti, poyek pergantian pipa 20 inci untuk distribusi crude oil
yang panjangnya hanya 12 km sudah berjalan setahun lebih, tapi tak juga
selesai. Molornya jadwal penyelesaian proyek bernilai Rp 14 Milair
lebih ini mengundang pertanyaan banyak pihak tentang profesionalitas
vendor perusahaan U & S Konsorsium RPE ini.
Padahal, proyek pergantian loading line ini sudah sangat mendesak
mengingat pipa lama berdiameter 30 inci sudah banyak yang
korosif.Bahkan, baru-baru ini pipa distribusi crude oil yang sudah
berumur lebih dari 25 tahun tersebut sempat bocor termakan usia.
Sejumlah pejabat berkompeten di Pertamina EP Pangkalansusu enggan
memberi keterangan ketika wartawan coba konfirmasi terkait beberapa
dugaan penyimpangan terhadap RKS (rencana kerja syarat-sayarat) dengan
alasan pergantian loading line 20 inci ini adalah proyek Pertamina EP
Pusat.
Sementara, Humas Pertamina EP Pangkalansusu, Rusmida, bersama Asmen
Legal & Relations, Taufiq Riadi dalam konferensi pers beberapa waktu
lalu, menyatakan kontraktor telah dikenakan kartu merah, namun ia tak
menjelaskan secara konkrit sanksi yang diberikan Pertamina terhadap
kontraktor dimaksud.
Pantauan Wartawan di lapangan, dua kran pipa pengontrol minyak yang
terdapat di dalam bak berlokasi persis di pinggiran laut lepas
Telukerang belum juga terpasang. Di samping itu, dinding beton di dalam
bak pipa ada yang retak.
Proyek yang dijadwalkan harus selesai Agustus 2014 kabar mendapat
penambahan waktu (adendum). Namun sampai sejauh ini belum diketahui
apakah dalam proses adendum loadingline 20 inci sudah terkoneksi dengan
loading line 30 inci yang berada di dasar laut.
Posting Komentar