SBY DAN jOKOWI PERLU BAHAS SUBSIDI BBM
Minggu, 24 Agustus 20140 komentar
Jakarta. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) diminta segera bertemu. Salah satu masalah krusial yang harus dibahas kedua tokoh tersebut terkait proses transisi adalah soal subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Permasalahan subsidi BBM yang kini menjadi perhatian adalah soal dipangkasnya kuota BBM subsidi dari 48 juta kiloliter (KL) menjadi 46 juta KL. Dampaknya kini mulai ada antrean-antrean kendaraan di berbagai SPBU di Indonesia. "Diskusi baiknya, jangan di masa transisi ini ada gejolak-gejolak seperti ini, seolah-olah terjadi kepanikan," kata anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran, Minggu (24/8).
Tumiran mengatakan sejak dua tahun lalu DEN menyarankan agar subsidi BBM segera dikurangi dengan cara BBM subsidi dinaikkan harganya. Permasalahan ini harus menjadi pembahasan SBY dan Jokowi di masa transisi.
Menurut Tumiran, anggaran subsidi BBM harus dialihkan ke hal-hal yang lebih produktif. "Infrastruktur didandani itu bisa menghasilkan lapangan kerja, devisa naik. Rupiah juga bisa menguat," katanya.
Menurutnya, kebijakan yang diambil pemerintah saat ini seperti pembatasan konsumsi BBM subsidi di beberapa wilayah hanya akan membuat masyarakat panik."Kalau kayak gini panik, tanpa ada satu perencanaan," tambahnya.
Anggota DEN lainnya Dwi Hary Soeryadi mengatakan pemerintah harus mengambil tindakan berani yaitu menaikkan harga BBM subsidi.
Posting Komentar