Ada Nuansa Korupsi Di Dinas Perikanan Kelautan Langkat

Ada sekitar 70 persen dari luas 400 tambak yang kini tidak dikerjakan milik petambak di Pematang Buluh itu. Kemudian perencanaan pengerasan jalan tambak udang 5 kilo meter, tetapi yang dikerjakan hanya 2 kilo meter.menurut laporan masyarakat Pematang Buluh

 Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanla) Kabupaten Langkat, Ali Mukti Siregar mengakui sebahagian proyek sektor perikanan (seper) senilai Rp 5.509.490.000 yang bersumber dana dari Asian Development Bank (ADB) LOAN 2012, di Dusun Pematang Buluh Desa Tanjung Ibus Kecamatan Secanggang, Langkat tidak selesai. Ini karena ada keterlambatan pengerjaan?
 
Setelah kita telusuri, bagian dari pengerjaan proyek itu, yakni pengerasan jalan produksi di areal pertambakan dengan rencana kerja sepanjang 6.900 meter dan lebar 3 meter tidak selesai dikerjakan oleh kontraktornya PT Aek Sibundong Nauli, Jakarta,? akunya. Proyek yang dikerjakan, katanya hanya 31 persen dan yang dibayarkan juga hanya 31 persen.
 
"Pekerjaan itu ada keterlambatan hingga 31 Desember 2012, karena cuaca hujan, maka sisa dana itu dikembalikan ke pusat kepada Kementeri Kelautan dan Perikanan RI," kata Ali Mukti Sirega



Dijelaskan Ali Mukti, pembersihan tambak udang yang dikatakan masyarakat per hektarnya hanya diberikan Rp 10 juta dan sebahagian tidak dibersihkan, itu keliru. ?Mereka kontraktor,jika tidak dikerjakan mana mereka mendapat keuntungan. Sebenarnya bukan tambak terlantar, tetapi pencucian kanal tambak seluas 279 hektar milik 197 Kepala Keluarga (KK) di daerah durian busuk Tanjung Ibus, kemudian tambak seluas 200 hektar juga milik kelompok tani tambak," ujarnya.