Selamat datang di Kiprah Nusantara News

Ada 20 Persen Gedung Sekolah rusak ditapteng di Tapteng Belum Mendapat Perbaikan

Minggu, 20 Maret 20110 komentar

 Tapteng(SNTV)                                                       Sekitar 15-20 persen dari 304 bangunan sekolah dasar (SD) di Kabupaten Tapanuli Tengah (Pemkab Tapteng), rusak dan sangat membutuhkan perbaikan. Demikian halnya bangunan SMP dari jumlah 60 unit lebih.

Seluruh sekolah yang mengalami kerusakan ringan maupun berat dan membutuhkan rehabilitasi tersebut tidak tersentuh pada tahun anggaran (TA) 2010 ini. Pemerintah daerah setempat cq Dinas Pendidikan belum memiliki program untuk memperbaiki  seluruh bangunan sekolah yang rusak tersebut.

Demikian dikatakan Kepala Bidang Bina Program mewakili Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Pemkab Tapteng, Charles Siburian kepada sejumlah wartawan diruangkerjanya, Selasa (25/5).

Disampaikan, anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah melalui dana alokasi khusus (DAK) dan dana pendamping lainnya pada tahun ini baik untuk SD, SMP dan SMA lebih dititikberatkan pada perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan melalui pembangunan ruang perpustakaan di 80 unit SD dan pembangunan ruang kelas baru (RKB) di 60 unit SMP di wilayah ini.
"Kalau untuk SMA hanya empat sekolah yang ditingkatkan mutu pendidikannya menjadi sekolah unggulan. Artinya, rehabilitasi untuk bangunan SMA pada tahun ini sama sekali tidak ada," katanya.

Menurutnya, untuk pelaksanaan seluruh proyek tersebut, pemerintah pusat telah mengucurkan sebesar Rp35 miliar melalui dana DAK ditambah dana pendamping lainnya dari ABPD tingkat I Sumut dan APBD tingkat II Pemkab Tapteng dengan total untuk seluruh proyek tersebut pada tahun anggaran (TA) 2010 ini sekitar Rp40 miliar. Dari ABPN pada tahun ini, dana untuk rehabilitasi dan RKB sama sekali tidak ada.

"Tujuan seluruh pembangunan tersebut selain untuk memacu mutu atau kualitas pendidikan di Tapteng dan menciptakan daya saing atau kompetensi, adalah untuk menciptakan putra-putri daerah andal yang pada akhirnya mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," tukas  Charles Siburian.

Di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi A DPRD Tapteng, Jamarlin Purba mengaku prihatin, karena pada tahun 2010, Dinas Pendidikan tidak memprogramkan pembangunan atau rehabilitasi terhadap bangunan-bangunan sekolah baik SD, SMP dan SMA yang mengalami kerusakan.

"Padahal, sejumlah kepala sekolah di Tapteng telah melaporkan kerusakan tersebut sembari membutuhkan perbaikan seperti SDN Negeri 158287 yang terletak di Desa Bajamas, 1 Kecamatan Sirandorung, yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan dan tidak layak untuk sebuah gedung sekolah. Sebab, dinding bangunan sekolahnya sudah retak, lantai hancur, seng bocor, plafon jebol bahkan mobiler sekolah banyak yang sudah tidak layak pakai," katanya.

Kemudian, lanjutnya, SD Negeri 154515 Sosorgadong 3 Koto Tengah, Kecamatan Sosorgadong, Tapteng yang juga dilaporkan sudah sangat memprihatinkan. Karena dinding sekolahnya yang terbuat dari kayu sudah busuk, plafon dari triplek dan asbes sudah bocor bahkan lantai sudah hancur. Akibatnya, para siswa dan guru SD disana khawatir saat proses belajar mengajar berlangsung.

"Untuk itu, kita berharap, Pemkab Tapteng cq Dinas Pendidikan dapat benar - benar memerhatikan permasalahan ini. Karena selain menyangkut kemajuan pendidikan, permasalahan ini juga menyangkut keselamatan jiwa para siswa dan guru - guru. Artinya, bila tiba-tiba gedung sekolah itu roboh dan menelan korban, siapa yang akan bertanggungjawab,"tandas Jamarlin Purba.

Sekadar untuk diketahui, dalam rangka peningkatan pendidikan, dalam draf R-APBD 2010 lalu juga. Disdiknas Tapteng mengusulkan anggaran sebesar Rp50 miliar lebih dan hanya dialokasikan untuk pembangunan sekolah unggulan Rp18 miliar, sarana dan prasarana seperti mobiler, perpustakaan, ruang kelas sebesar Rp7,5 miliar dan sisanya untuk pembangunan sejumlah gedung baru dan lain - lain.(anas)
Share this article :

Posting Komentar