AEKKUASAN - Peristiwa
menghebohkan terjadi di Dusun VII, Desa Rawasari Kecamatan Aek Kuasan,
Minggu (9/9). Pasalnya, pasangan suami istri (pasutri) Bangga Hutapea
(58) dan Marsaulina Br Simanjuntak (55), ditemukan tewas bersimbah darah
di dalam rumahnya, Minggu (9/9) sekitar pukul 09.30 WIB.
Selidik punya selidik, ternyata pasutri itu meregang nyawa karena
dibacoki dengan parang oleh anaknya Nelson Hutapea (27). Bahkan, sankin
sadisnya, tangan dan kaki kedua korban ditemukan nyaris putus. Data
dihimpun METRO di lokasi kejadian, penemuan tubuh pasutri itu dengan
kondisi mengenaskan, kali pertama oleh Adil (11), seorang bocah yang
masih terbilang tetangga kedua korban.Pagi itu, Adil oleh orangtuanya diminta mengantarkan nasi among-among (undangan hajatan berupa makanan) ke rumah kedua korban. Ketepatan, orangtua Adil, dalam pekan ini, akan mengadakan hajatan.Tiba di rumah korban, Adil lantas mengetuk pintu, seraya mengucapkan salam. Namun, berulangkali diketuk, tak ada jawaban dari dalam. Tak ingin berlama-lama di rumah itu, Adil lantas mengintip isi dalam rumah melalui jendela sekadar memastikan bahwa penghuni rumah ada di dalam. Bukannya melihat pemilik rumah, Adil malah melihat, banyak bercak darah berceceran di lantai.
“Jadi tadi Si Adil, anak warga di sini
mau ngantar nasi among-among. Karena waktu pintu diketuk nggak ada
jawaban, Adil mengintip dari jendela. Terus, lihat ada ceceran darah. Si
Adil lari, dan cerita sama beberapa warga di sini,” kata seorang pria
yang disapa To saat berbincang-bincang dengan di halaman rumah
korban. Masih cerita warga, laporan Adil lantas ditindaklanjuti warga
dengan mendatangi rumah korban, dan menghubungi pengetua kampung untuk
bersama mengecek apa yang terjadi di rumah korban.
Di luar perkiraan warga, saat pintu rumah dibuka, mereka mendapati
pasutri itu sudah tewas bermandi darah, dalam posisi berdampingan. Tubuh
keduanya dipenuhi luka bacok. Bahkan, tangan kedua korban nyaris putus.
“Dari lukanya, sepertinya dibacok parang. Parah lukanya dek, kepala,
kaki, badannya juga penuh luka. Sadislah,” kata warga lainnya. Temuan
itu, kemudian dilaporkan warga kepada Kepala Dusun VII Saikun (60).
Saikun lantas menghubungi pihak kepolisian, dan melaporkan penemuan itu.Menjelang tengah hari, Kanit Reskrim Polsek Pulau Raja, Ipda W Siregar bersama sejumlah personil tiba di lokasi, dan melakukan oleh TKP. Sayangnya, olah TKP yang dilakukan sangat tertutup. Tak seorang pun dibiarkan masuk ke dalam rumah, selain kepala dusun dan sejumlah tokoh masyarakat setempat.
rumah papan berukuran 5 x 15 meter milik korban langsung dipasang police line, sehingga membuat ratusan warga yang berdatangan dari berbagai tempat, hanya bisa puas melihat-lihat polisi yang tengah bekerja dari luar.
Oleh polisi, setelah melakukan olah TKP
yang menghabiskan waktu 3 jam lebih, kedua jenazah dimasukkan ke plastik
berwarna gelap dan dibawa menuju RSUD dr Djasamen Pematangsiantar
menggunakan ambulance milik Puskesmas Aek Kuasan untuk dilakukan
otopsi. Sementara Kapolsek Pulau Raja AKP M Sitanggang ketika
dikonfirmasi, mengaku pihaknya sudah membawa kedua jenazah korban ke
Siantar untuk dilakukan otopsi.
Selain itu, pihaknya juga sudah mengirimkan tim ke Siantar untuk
menjemput Nelson yang telah diamankan di Mapolresta Siantar. “ Kanit,
sama anggota sudah berangkat ke Siantar, sekalian mengantar jenazah
untuk otopsi,” kata Sitanggang. Dia menambahkan, pihaknya sudah
melakukan olah TKP, sekaligus proses identifikasi awal di lokasi
kejadian, serta menyita barang bukti seperti pakaian korban yang
berlumuran darah. Mengenai alat yang dipakai pelaku untuk menghabisi
nyawa korban, Sitanggang mengaku, masih sedang ditelusuri
Posting Komentar